Minggu, 14 Juli 2013

Hisab Hakiki Wujudhil Hilal (1 Ramadhan)

HARI BERMUHAMMADIYAH
Menyongsong Ramadhan 1434 H
di Masjid Besar Kota Sukoharjo

Assalamu'alaikum sahabat IPM.....
Dengan media blog ini semoga bisa menjadi alat untuk amar ma'ruf nahi mungkar. Mengingat begitu bebasnya dunia maya. Melebihi bebasnya di kehidupan nyata ini. Dengan ini pula semoga bisa mengingatkan pada teman-teman semua bahwa kita selalu dalam rekaman dan pengawasan Alloh SWT. Mengingat bahwa sekarang adalah bulan penuh berkah, bulan kebaikan dan bulan dari seribu bulan. Sebelumnya mari kita tengok ke belakang, bahwa dalam penetapan 1 Ramadhan ada perbedaan pendapat. Ada yang membela habis-habisan bahwa 1 Ramadhan yang paling benar adalah "1 Ramadhan yang aku anut". Trus saling adu argument deh... ujung-ujungnya saling menimbulkan amarah satu dengan yang lainnya, masak memasuki Bulan Ramadhan dengan kebencian? wuhhhhhh rugi Broooooooooooooooo....
Yang parahnya lagi ada orang yang ikut-ikutan trus ngolok-olok yang lain tanpa tahu ilmu dasarnya. "Astaghfirulloh". sekali lagi, ucapkan bersama-sama "ASTAGHFIRULLOH". Benar-benar tong kosong berbunyi nyaring. Kebetulan sahabat IPM, kemarin ada pencerahan dari Bapak "Bupati" Muhammadiyah Sukoharjo dalam sambutannya di Hari BerMuhammadiyah. Mari kita kulas bersama-sama.
Dalam acara Hari bermuhammadiyah kemarin, 7 Juli 2013 M, Bapak Guntur Subyantoro selaku Ketua Umum Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sukoharjo memberikan pencerahan dalam sambutan beliau. Muhammadiyah menentukan awal Ramadhan tepat pada hari Selasa, 9 Juli 2013. Hasil ini berdasarkan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal, mengingat begitu banyaknya metode penetapan awal bulan "Hijriyah".

Mengapa harus Metode Hisab Hakiki Wujudhil Hilal?
Firman Allah dalam surat ar-Rahman ayat 5 dan surat Yunus ayat 5 ;

Artinya: “Matahari dan Bulan beredar menurut perhitungan” [QS. Ar-Rahman (55): 5]


Artinya: “ Dia-lah yang menjadikan Matahari bersinardan Bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya bagi Bulan itu manzilah-manzilah, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui” [QS. Yunus (10) :5]

pada 2 ayat di atas disebutkan sudah menunjukkan bahwa Bulan dan matahari memiliki sitem peredaran yang ditetapkan oleh Sang Pencipta dan peredarannya itu dapat dihitung. Penegasan bahwa peredaran matahari dan Bulan dapat dihitung bukan sekedar informasi, melainkan suatu isyarat agar dimanfaatkan untuk penentuan bilangan tahun dan perhitungan waktu secara umum.

Ini lho Hisab Hakiki Wujudhil Hilal


Muhammadiyah dalam penyusunan kalender Hijriyah baik untuk keperluan sosial maupun ibadahnya (Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah) menggunakan kriteria yang dinamakan "Hisab Hakiki Wujudul Hilal". Kriteria ini menyatakan bahwa awal bulan Hijriyah dimulai apabila telah terpenuhi tiga kriteria berikut:
1) telah terjadi ijtimak (konjungsi),
2) ijtimak (konjungsi) itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan
3) pada saat terbenamnya matahari piringan atas Bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud). Ketiga kriteria ini penggunaannya adalah secara kumulatif, dalam arti ketiganya harus terpenuhi sekaligus. Apabila salah satu tidak terpenuhi, maka bulan baru belum mulai. Atau dalam bahasa sederhanya dapat diterjemahkan sebagai berikut:



"Jika setelah terjadi ijtimak, Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari maka malam itu  ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian Bulan saat Matahari terbenam".



Berdasarkan posisi hilal saat Matahari terbenam di wilayah Yogyakarta dan beberapa bagian wilayah Indonesia maka baru pada syarat wujudul hilal sudah terpenuhi walaupun sebagian wilayah Timur syarat wujudul hilal belum terpenuhi karena hilal berada di bawah ufuk saat matahari terbenam. Berdasarkan prinsip transfer wujudul hilal, maka seluruh kawasan Indonesia dinyatakan 'hilal telah wujud' sehingga awal bulan ditetapkan jatuh pada :

Selasa, 9 Juli 2013

Nah lho udah tahu kan kenapa kita-kita pada puasa hari Selasa? Ehmmmmm, gitu dong sahabat IPM. Jadi kita bukan sekedar ngikut aja, minimal tahu lah "CORO BODHONE" atau dasar-dasarnya. Dengan gitu PD aja lagi ngibadah sepuasnya di Bulan penuh berkah ini.

Eits...... baca ini juga sahabat IPM, tak kasih referensi ya....

0 komentar:

Posting Komentar