Kepala, Pemimpin, Kepemimpinan dan Kependidikan Pendidikan
Oleh : Istiqomah Walidah
Pengertian
Kepala dan pemimpin
Pengertian kekepalaan mempunyai konotasi adanya kedudukan dalam
hirarkhi organisasi, yang di dalamnya terkandung tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang telah ditentukan secara formal. Kekepalaan berkaitan dengan wewenang
sah berdasarkan ketentuan formal, untuk membawahi dan memberi perintah-perintah
kepada kelompok orang-orang “bawahan” tertentu dan dalam bidang masalah
tertentu pula. Seorang kepala unit belum tentu dapat menjadi leader.
Demikian pula seorang leader belum tentu mempunyai kedudukan
sebagai kepala. Seorang yang tidak mempunyai pengaruh dapat saja menjadi
seorang kepala instansi, dan ia baru menjadi seorang leader kalau ia mampu
mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, pimpinan yang mengepalai suatu
organisasi atau salah satu unitnya harus menyadari bahwa kedudukan formal saja
belum tentu merubah perilaku anak buahnya sesuai dengan yang diharapkan agar
memudahkan dan melancarkan pencapaian tujuan organisasinya, atau mampu
menciptakan kerjasama yang baik antara bawahannya.
Dari pengertian tentang
kepemimpinan tersebut di atas, jelas kepemimpinan itu tidak perlu terkait
dengan batasan-batasan dan ketentuan-ketentuan formal. Maka seseorang yang
melaksanakan kekepalaan mungkin belum dapat disebut sebagai orang pemimpin. la
sekaligus dapat disebut sebagai seorang pemimpin, apabila ia juga mampu
mempengaruhi bawahan sehingga mereka dengan penuh pengertian, kesadaran dan
senang hati bersedia mengikuti dan mentaati kehendak atau perintah-perintahnya.
Perbedaan Leadership (kepemimpinan) dan Headship (kekepalaan)
Pada umumnya kata leadership diterjemahkan sebagai Kepemimpinan. Leadership dapat ditafsirkan dalam dua pengertian. Pertama, meliputi pengertian headship dan kedua, leadership ditafsirkan berbeda dengan headship.
Pada umumnya kata leadership diterjemahkan sebagai Kepemimpinan. Leadership dapat ditafsirkan dalam dua pengertian. Pertama, meliputi pengertian headship dan kedua, leadership ditafsirkan berbeda dengan headship.
Bass misalnya mendefinisikan leadership dalam arti luas, dalam arti
meliputi banyak cara yang dilakukan oleh leaders dan heads serta berbagai
sumber yang digunakan untuk mengungkapkan kekuasaannya.
C.A Gibb (1969) membedakan antara leadership dengan headship
sebagai berikut:
1.
Headship
diselenggarakan melalui suatu sistem yang diorganisasikan dan tidakberdasarkanpengakuanspontanparaanggotanya.
2.
Tujuan
kelompok dipilih oleh kepala (head person) sesuai dengan minat dan tidak
ditentukan oleh kelompok itu sendiri secara internal.
3.
Dalam
headship/ hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali tindakan bersama
dalam mencapai tujuan.
4.
Dalam
headship, ada jurang sosial yang lebar antara anggota-anggota kelompok dan
kepala (the head), yang mengusahakan agar ada jarak sosial ini, sebagai suatu
alat bantu untuk memaksa kelompoknya.
5.
Kewibawaan
seorang pemimpin (leader) secara spontan diakui oleh para anggota kelompok yang
bersangkutan dan terutama oleh para pengikutnya. Sedangkan kewibawaan seorang
kepala (the head) timbul karena adanya kekuasaan dari luar kelompok yang
mendukung seseorang itu terhadap kelompokyangbersangkutan. (http://kkpigama.wordpress.com/2010/05/29/kepala-vs-pemimpin/)
Pengertian
Kepemimpinan
Definisi
kepemimpinan :
1.
Menurut
Prajudi Atmosudirdjo pengertian kepemimpinan dapat ditelaah dari berbagai segi
:
a.
Kepemimpinan
dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian (pernality) seseorang untuk
mendatangkan keinginan pada kelompok orang – orang untuk mencontohnya atau
mengikutinya, atau mencontohnya.
b.
Kepemimpinan
disebut juga sebagai penyebab terjadinya perubahan perspektif atau sikap
seeseorang terhadap organisasi formal maupun informal.
c.
Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok orang agar menaatinya. (Ngalim,
2008 :25 – 26)
2.
Kepemimpinan
adalah keseluruhan tindakan untuk memberi teladan sehingga dapat mempengaruhi
orang lain dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. ( Hamzah,
1981 : 115)
3.
Kepemimpinan
adalah potensi yang dimiliki manusia sejak dalam kandung dan dikembangkan untuk mempengaruhi manusia. (Toto, 2006 : 164)
Istilah
kepemimpinan bukan merupakan istilah baru bagi masyarakat. Di setiap
organisasi, selalu ditemukan seorang pemimpin yang menjalankan organisasi.
Pemimpin berasal dari kata “leader” yang merupakan bentuk benda dari “to
lead” yang berarti memimpin. Untuk memahami pengertian kepemimpinan secara
jelas, maka perlu dikaji beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan.
Banyak
ahli yang mengemukakan pengertian kemimpinan. Feldmon mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah usaha sadar yang dilakukan pimpinan untuk mempengaruhi
anggotanya melaksanakan tugas sesuai dengan harapannya. Di sisi lain, Newell
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain
untuk mencapai pengembangan atau tujuan organisasi. Kedua pendapat tersebut
sesuai dengan pendapat Stogdil yang mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi aktifitas kelompok untuk mencapai tujuan organisasi (Sujak,
1990:12).
Berdasarkan
beberapa definisi yang dikemukakan para ahli kepemimpinan tersebut, dapat
digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah suatu proses
menggerakkan, mempengaruhi dan membimbing orang lain dalam rangka untuk
mencapai tujuan organisasi. Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian
kepemimpinan, yaitu unsur orang yang menggerakkan yang dikenal dengan pemimpin,
unsur orang yang digerakkan yang disebut kelompok atau anggota, unsur situasi
dimana aktifitas penggerakan berlangsung yang dikenal dengan organisasi, dan
unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.
Pengertian
Kependidikan Pendidikan
Istilah
kapemimpinan dalam dunia kependidikan sebenarnya mengandung dua pengertian,
dimana kata “pendidikan” menerangkan di mana kepemimpinan itu berlangsung dan
sekaligus menjelaskan pula sifat atau ciri – ciri kepemimpinan.
Menurut
Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah
kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan
pendidikan secara bebas dan sukarela.
Fungsi utama
pemimpin pendidikan adalah kelompok kelompok untuk belajar memutuskan dan
bekerja, antara lain:
1.
Pemimpin membantu terciptanya
suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan.
2.
Pemimpin membantu kelompok untuk
mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan
kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
3.
Pemimpin membantu kelompok dalam
menetapkan prosedur kerja, yaitu menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan
prosedur mana yang paling efektif dan praktis.
Kepemimpinan Visioner dan Sentratejik
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta,
merumuskan, mengkomunikasi/ mensosialkan/ mentransformasikan dan mengimplementasikan
pemikiran – pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil
interaksi sosial diantara anggota organisasi dan yang diwujudkan melalui komitmen semua
personil.
Cara agar menjadi pemimpin visioner:
1.
Memahami
konsep Visi.
2.
Memahami Karaktersitik
dan Unsur Visi.
3.
Memahami Tujuan
Visi.
Hal ini perlu dikuasai agar bisa menjadi perekayasa masa
depan, agen perubahan, penentu arah organisasi yang menjadi prioritasnya,
pelatih dan pembimbing yang profesional. Dengan memahami tentang Visi, diharapkan
seorang pemimpin dapat melakukan perubahan dalam menampilkan kekuatan
manajerial dan pembentukan ciri khas budaya guna merubah masa depan pendidikan
yang produktif (sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman), sehingga dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang handal sesuai harapan dan tujuan yang
telah ditetapkan.
Sedangkan
kepemimpinan stratejik adalah
Kemampuan untuk mengantisipasi, memberi inspirasi, mempertahankan
fleksibilitas, dan memberdayakan orang lain untuk menciptakan perubahan
stratejik yang diinginkan.
0 komentar:
Posting Komentar